Jumat, 26 Oktober 2018

Diary2

Mengapa saya menulis? Mungkin karena saya ingin selalu mendekapmu erat lewat kata-kata.

Helvy Tiana Rosa.__

27 oktober 2018. Setelah lama tidak menghadirkan hati untuk menuliskan aksara. Diawali dengan quote dari HTR.

Hari itu ingin kuceritakan perihalku. Tentang pelepasan teman menuju masa pensiun juga tentang petani dan keluarganya yang berkisah tentang tanaman cabe mereka.

Meskipun belum bisa berkisah terlalu banyak , setidaknya tulisan ini mampu mengembalikan kita pada suatu masa yang pernah terlewati atau memberikan semangat kepada kita pada suatu masa depan yang bernama takdir.

Akhirnya karena belum banyak pulih ini ide2 kreatifnya kembali ditutup dengan quote #Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa—suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang.
*Seno Gumira Ajidarma, Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara.
Juga dari PA Toer sebuah quote yang sangat memotivasi #Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun ?
Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin,
akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.

Yulintang180716
Menjelang pagi....2.40

Senin, 15 Mei 2017

Diary Penyuluh

Diary.....
Bila ingin yang terbaik
Kan kita temui kisah yang berliku-liku
Kan kita temui
cerita yang berwarna warni

#laku-kelomtan-wilbin warkur#
Kunjungan 27 april 2017

Kolam lele

Anjangsana 08 mei 2017

Panen 08 mei 2017



Rabu, 26 April 2017

Lentera2

Tidak ada derita yang menghentikan jalan hidup, tidak ada kesedihan yang menghilangkan harapan, dan tidak ada masalah seberat apa pun yang membuat kita menghentikan senyum, tawa, dan syukur selama kita melihat-nya sebagai tanda cinta Allah kepada kita
Sufimuda.com
#daun-ijo#250417
#kebon-cabe#

Jumat, 21 April 2017

Lentera




Pesanan Seorang Guru – Beribadatlah
Sesiapa yang inginkan kemenangan dunia dan akhirat, janganlah dibiarkan masa berlalu dengan penuh kerugian. Jadikan setiap nafasmu nafas ibadah.

Wahai saudaraku,

Setelah engkau memiliki ilmu tiadalah lagi perkara yang penting melainkan beramal dengan ilmu

Selasa, 08 Januari 2013

Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bagi Pejabat Fungsional Rumpun Ilmu Hayat Lingkup Pertanian


 



Lampiran Peraturan Menteri Pertanian
Nomor : 34/Permentan/OT.140/6/2011
Tanggal : 20 Juni 2011
PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
BAGI PEJABAT FUNGSIONAL
RUMPUN ILMU HAYAT LINGKUP PERTANIAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam Pedoman jabatan fungsional yang ditetapkan melalui Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi, Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan salah satu unsur
pengembangan profesi yang memperoleh apresiasi cukup tinggi.
Apresiasi tersebut ditunjukkan dengan adanya klausul bahwa kenaikan
pangkat pejabat fungsional jenjang Madya dan Utama wajib
mengumpulkan minimal 12 Angka Kredit yang berasal dari Karya Tulis
Ilmiah sebagai syarat untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi
(Anonim, 2010). Tujuan dari ketentuan tersebut adalah untuk
mengembangkan pola pikir pejabat fungsional agar tidak terjebak dalam
rutinitas tugas pokok, dan senantiasa berinovasi serta terus berupaya
untuk mengembangkan keilmuannya sesuai bidang tugas masing-masing.
Kondisi yang terjadi saat ini, sub unsur pengembangan profesi khususnya
penulisan karya tulis ilmiah merupakan bidang yang belum banyak
diminati. Sebagian besar pejabat fungsional rumpun ilmu hayat lingkup
pertanian belum mampu memanfaatkan sebagai sarana pengumpulan

angka kredit. Hal ini disebabkan belum adanya pedoman penulisan karya
tulis ilmiah bagi pejabat fungsional rumpun ilmu hayat lingkup pertanian
yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, sebagai acuan dalam
penulisan.
Mencermati pentingnya karya tulis ilmiah dalam pembinaan karir pejabat
fungsional, maka perlu disusun pedoman penulisan karya tulis ilmiah bagi
pejabat fungsional rumpun ilmu hayat lingkup pertanian. Melalui pedoman
tersebut, diharapkan pejabat fungsional akan termotivasi untuk
menghasilkan karya tulis ilmiah yang berkualitas dan sebagai panduan
bagi pejabat fungsional serta tim penilai dalam mengapresiasi ilmunya di
bidang tugas pokok masing-masing sesuai standar yang telah ditetapkan.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud
Pedoman penyusunan karya tulis ilmiah dimaksudkan sebagai
panduan bagi pejabat fungsional rumpun ilmu hayat lingkup
pertanian dalam penyusunan karya tulis ilmiah sesuai standar,
dan sebagai pedoman bagi tim penilai, dalam memberikan
penilaian yang obyektif.
2. Tujuan
Tujuan Pedoman penyusunan karya tulis ilmiah agar para
pejabat fungsional rumpun ilmu hayat lingkup pertanian
termotivasi untuk menyusun karya tulis ilmiah, sesuai standar
yang ditetapkan.

C. PENGERTIAN
1. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri
Sipil dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan tertentu serta
bersifat mandiri.
2. Rumpun Ilmu Hayat adalah rumpun jabatan fungsional Pegawai
Negeri Sipil yang tugasnya adalah melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan penelitian, pengembangan teori dan metode
operasional, penerapan ilmu pengetahuan di bidang biologi,
mikrobiologi, botani, ilmu hewan, ekologi, anatomi, bakteorologi,
biokimia, fisiologi, citologi, genetika, agronomi, fatologi, atau
farmakologi, serta melaksanakan kegiatan teknis yang
berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, penerapan konsep
prinsip dan metode operasional di bidang biologi, ilmu hewan,
agronomi, dan kehutanan.
3. Jabatan Fungsional Rumpun Ilmu Hayat Lingkup Pertanian yang
selanjutnya disingkat RIHP adalah jabatan fungsional dalam
rumpun ilmu hayat, dimana Kementerian Pertanian ditetapkan
sebagai instansi pembina.
4. Karya Tulis Ilmiah yang selanjutnya disingkat KTI adalah tulisan
hasil pokok pikiran, pengembangan dan hasil kajian/penelitian
yang disusun oleh perorangan atau kelompok, yang membahas
suatu pokok bahasan ilmiah dengan menuangkan gagasan
tertentu melalui identifikasi, tinjauan pustaka, diskripsi, analisis
permasalahan, kesimpulan dan saran-saran pemecahannya.
5. Penelitian atau pengkajian adalah proses kegiatan yang dilakukan
secara sistematis mengikuti kaidah, prosedur dan metode ilmiah
untuk memperoleh data dan atau informasi (keterangan) tertentu
yang diperlukan dalam penguraian, pembahasan dan pembuktian
asumsi atau pengujian hipotesis, serta menarik kesimpulan bagi
kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang tertentu atau penerapannya. (Sumber : Pedoman
Penyusunan KTI Widyaiswara, 2008)
6. Proceeding adalah kumpulan dari beberapa makalah yang
dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah dan dibukukan. (Sumber:
gagasan tim)
7. Makalah adalah sebuah karya akademis yang umumnya
diterbitkan dalam suatu jurnal ilmiah atau disampaikan dalam
forum ilmiah, dapat berisi hasil penelitian orisinil atau berupa
telaah dari hasil-hasil yang telah ada sebelumnya.
8. Naskah adalah karangan seseorang yang belum diterbitkan.
9. Survei adalah pemeriksaan atau penelitian secara komprehensif.
Dalam penelitian kuantitatif, survei lebih merupakan pertanyaan
tertutup, sementara dalam penelitian kualitatif berupa wawancara
mendalam dengan pertanyaan terbuka.(Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Survei)
10. Evaluasi adalah proses sistematis untuk menentukan nilai
sesuatu(tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang,
obyek, dll) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian.
11. Abstrak adalah deskripsi singkat atau kondensasi suatu
karangan yang memuat tema, maksud dan kesimpulan artikel
asli. (Sumber : Brotowidjoyo, Penulisan Karangan Ilmiah, 2010)
12. Pertemuan Ilmiah adalah forum/wadah kegiatan berupa diskusi
panel, seminar, lokakarya, konferensi, atau pertemuan

sejenisnya yang menyangkut persoalan ilmiah yang
diselenggarakan oleh institusi pemerintah atau non pemerintah.
(Sumber : Pedoman Penyusunan KTI Widyaiswara, 2008)
13. Metodologi adalah ilmu-ilmu yang digunakan untuk memperoleh
kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu
dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang
sedang dikaji.(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Metodologi)
14. Tinjauan merupakan pandangan/pendapat/apresiasi/pantauan
(sesudah menyelidiki, mempelajari, membaca, dsb) terhadap
suatu masalah.


 
BAB II
JENIS DAN BENTUK KARYA TULIS ILMIAH

A.


Jenis Karya Tulis Ilmiah

Terdapat beberapa jenis karya tulis ilmiah, namun mengacu pada
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi tentang jabatan fungsional RIHP dan angka kreditnya, pedoman
ini mengkategorikan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Hasil penelitian/pengkajian/survei/evaluasi;
2. Makalah hasil tinjauan/telaahan/ulasan.



B.

Bentuk Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah dapat berbentuk buku dan non buku. Jumlah minimal
halaman dalam pedoman ini dimaksudkan hanya untuk batang tubuh
karya tulis ilmiah (tidak termasuk halaman judul, kata pengantar, daftar
isi/tabel/gambar), dengan persyaratan sebagai berikut:
 
1.


Karya tulis ilmiah dalam bentuk buku

Karya tulis ilmiah dalam bentuk buku terdiri atas karya tulis ilmiah yang
dipublikasikan dan karya tulis ilmiah yang tidak dipublikasikan.
a. Karya tulis ilmiah dalam bentuk buku dipublikasikan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1) Diterbitkan oleh suatu lembaga/organisasi profesi atau penerbit
yang berbadan hukum dan diedarkan secara
internasional/nasional;
2) Memiliki

International Standard of Book Numbers (ISBN).

b. Karya tulis ilmiah dalam bentuk buku tidak dipublikasikan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Didokumentasikan pada perpustakaan instansi/lembaga, yang
dibuktikan dengan nomor katalog buku perpustakaan dan surat
keterangan dari perpustakaan instansi.

2) Jumlah minimal 20 halaman atau minimal 5000 kata dengan spasi
1.5, karakter huruf arial, dan ukuran huruf 12.

2.


Karya tulis ilmiah dalam bentuk non buku

Karya tulis ilmiah dalam bentuk non buku terdiri atas karya tulis ilmiah
yang dipublikasikan dan karya tulis ilmiah yang tidak dipublikasikan.
a. Karya tulis ilmiah dalam bentuk non buku yang dipublikasikan, terdiri
atas:
Karya tulis ilmiah dalam bentuk non buku yang dipublikasikan dapat
berbentuk jurnal/majalah,

proceeding dan internet.

1) Jurnal dan majalah, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) diterbitkan oleh suatu lembaga/organisasi ilmiah/profesi atau
penerbit berbadan hukum, baik nasional maupun internasional;
b) memiliki

International Standard of Serial Numbers (ISSN).

2)

Proceeding yang diterbitkan oleh panitia/penyelenggara forum ilmiah

tertentu baik di dalam maupun luar negeri.
3)

Internet yang diterbitkan melalui website lembaga/organisasi ilmiah.

b. Karya tulis ilmiah dalam bentuk non buku yang tidak dipublikasikan
Karya tulis ilmiah dalam bentuk non buku yang tidak dipublikasikan,
dapat berbentuk naskah ataupun makalah.
1) Naskah sebagai bahan/referensi di perpustakaan instansi/lembaga,
dengan kriteria:
a) Didokumentasi pada perpustakaan instansi/ lembaga, yang
dibuktikan dengan nomor katalog buku perpustakaan dan surat
keterangan dari perpustakaan instansi.
b) Jumlah minimal 5 halaman atau minimal 1500 kata, ukuran kertas
A4 dengan spasi 1.5, karakter huruf arial, dengan ukuran huruf
12.
2) Makalah dalam pertemuan ilmiah, dengan kriteria:
a) Makalah yang dijilid dalam bentuk “buku”
(1) Didokumentasi pada perpustakaan instansi/lembaga, yang
dibuktikan dengan nomor katalog buku perpustakaan dan
surat keterangan dari perpustakaan instansi.


(2) Melampirkan sertifikat/surat keterangan dari instansi/lembaga
penyelenggara sebagai penyaji dalam pertemuan ilmiah.
(3) Jumlah minimal 10 halaman atau minimal 2500 kata, spasi
1.5, karakter huruf arial, dengan ukuran huruf 12.
b) Majalah
(1) Didokumentasi pada perpustakaan instansi/ lembaga, yang
dibuktikan dengan nomor katalog buku perpustakaan dan
surat keterangan dari perpustakaan instansi.
(2) Melampirkan sertifikat/surat keterangan dari instansi/lembaga
penyelenggara sebagai penyaji dalam pertemuan ilmiah.
(3) Jumlah minimal 5 halaman atau minimal 1500 kata, spasi 1.5,
karakter huruf arial, dengan ukuran huruf 12.


BAB III
KAIDAH, TATA CARA, SISTEMATIKA PENULISAN, DAN FORMAT
PENYAJIAN KARYA TULIS ILMIAH
Pada umumnya hal-hal yang berkenaan dengan prosedur, metoda (tata
cara) dan sistematika penyusunan karya tulis ilmiah ditetapkan oleh
lembaga penyelenggara atau pengelola kegiatan tersebut. Namun pada
dasarnya terdapat dua aturan/ketentuan yang wajib dipatuhi dalam
penyusunan karya tulis ilmiah, yaitu ketentuan umum dan khusus.
Ketentuan umum adalah kaidah-kaidah yang berlaku dan digunakan
secara umum di kalangan komunitas ilmiah dalam penyusunan karya tulis
ilmiah. Ketentuan khusus adalah kaidah-kaidah yang dibuat atau
ditetapkan oleh dan hanya berlaku pada suatu instansi atau lembaga
tertentu. Dalam kaitan dengan karya tulis ilmiah yang disusun oleh pejabat
fungsional RIHP, kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi dalam menyusun
karya tulis ilmiah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian selaku instansi
pembina jabatan fungsional RIHP sebagaimana termuat dalam Pedoman
ini.
A. Kaidah Penulisan
Dalam penyusunan KTI harus memperhatikan kaidah sebagai berikut:
1. Asli, yaitu karya tulis ilmiah merupakan hasil pemikiran penulis sendiri
bukan plagiasi, jiplakan atau disusun dengan tidak jujur.
2. Manfaat, yaitu karya tulis ilmiah memiliki urgensi karena diperlukan,
dan mempunyai nilai manfaat pada masing-masing bidang sesuai jenis
jabatan fungsionalnya.

3. Substansi, yaitu materi karya tulis ilmiah yang disajikan harus
merupakan bagian dari tugas utama masing-masing pejabat fungsional
RIHP.
4. llmiah, yaitu karya tulis ilmiah didasari oleh kaidah keilmuan yang
memiliki struktur logika dan terbuka terhadap pengujian kebenaran.
5. Konsisten, yaitu karya tulis ilmiah relevan dengan lingkup tugas utama
masing-masing pejabat fungsional RIHP.
6. Objektif, yaitu penulis tidak boleh:
a. mengganti fakta dengan dugaan;
b. menyembunyikan kebenaran dengan menggunakan makna ganda
(ambiguitas);
c. berbohong dengan mengacu data statistik;
d. memasukkan dugaan pribadi dalam karya tulisnya.
B. Tata Cara Penulisan
Penulisan karya tulis ilmiah bagi pejabat fungsional RIHP pada dasarnya
memuat ketentuan atau tata cara penulisan yang berlaku umum dalam
penyusunan karya ilmiah. Agar lebih mudah dipahami, maka penulisan
karya tulis ilmiah harus memperhatikan tata cara penulisan, sebagai
berikut:
a. Dalam bahasa Indonesia:
Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
1) Untuk kata serapan bahasa asing, dipergunakan cara penulisan kata
serapan yang telah dibakukan.
2) Penggunaan peristilahan di bidang komputer mengikuti penggunaan
istilah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 
b. Dalam bahasa Asing
 
Menggunakan kaidah tata bahasa (gramatikal) dalam bahasa asing
yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku umum.
 
C.


Sistematika Penulisan

Karya tulis ilmiah dibangun oleh kesatuan gagasan yang dapat
diidentifikasi berdasarkan pemaknaan tautan antar gagasan yang tertuang
dalam setiap bagian karangan. Sistematika atau kerangka karya tulis
ilmiah umumnya terdiri atas 3 (tiga) bagian utama yaitu bagian awal atau
pembuka, bagian batang tubuh/isi tulisan, dan bagian akhir.
1. Bagian awal atau pembuka menyajikan latar belakang masalah
penulisan atau kajian, diikuti bagian permasalahan atau rumusan
masalah, dan menyajikan maksud dan tujuan penulisan atau kajian.
2. Bagian batang tubuh tulisan merupakan bagian pembahasan tentang
pokok tulisan dan permasalahannya dengan sistematika yang
didasarkan pada kompleksitas suatu masalah yang disajikan.
3. Bagian akhir merupakan bagian simpulan yang harus mencakup
gagasan utama yang dituangkan dalam isi tulisan. Bagian akhir atau
simpulan merupakan jawaban atas masalah yang disertai saran atau
rekomendasi dari hasil pembahasan. Ketiga bagian tersebut
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam penulisan karya tulis
ilmiah.
Sistematika atau kerangka karya tulis ilmiah terdiri atas judul, nama dan
alamat penulis, abstrak, pendahuluan, metodologi, hasil dan pembahasan,
kesimpulan, saran, ucapan terima kasih dan daftar pustaka.

1.
Judul

Judul karya tulis ilmiah harus singkat, tepat, tidak multi tafsir, dan
sesuai dengan masalah yang ditulis. Judul sebaiknya tidak lebih dari 12
(dua belas) kata, diketik dengan huruf kapital dicetak tebal (tidak
termasuk kata sambung dan kata depan) yang mengandung beberapa
kata kunci untuk memudahkan pemayaran (penelusuran) pustaka.

2.


Nama dan Alamat Penulis

Nama penulis diketik lengkap di bawah judul beserta nama dan alamat
instansi. Bila nama dan alamat instansi lebih dari satu diberi tanda

asteriks


*) dan diikuti alamat penulis sekarang. Jika penulis lebih dari 1

(satu) orang kata penghubung digunakan kata ”dan”.

3.


Abstrak

Bagian abstrak menggungkapkan hasil penelitian atau kajian secara
singkat dan pernyataan apa yang telah disimpulkan sehingga pembaca
akan dapat memahami inti sari dari tulisan hanya dengan membaca
bagian ini.
Abstrak merupakan ulasan singkat/pernyataan apa yang telah
dilakukan, dihasilkan, dan disimpulkan, yang harus ditulis dalam
bahasa indonesia atau bahasa inggris, selain bahasa Indonesia ditulis
huruf miring. Abstrak disusun dalam 1 (satu) paragraf, panjangnya tidak
lebih dari 1 (satu) halaman, dan maksimal 150 kata, dengan huruf

arial

ukuran 12 serta diketik dengan 1 (satu) spasi. Kata ”Abstrak” ditulis
dalam huruf kapital dan diletakkan ditengah. Abstrak dilengkapi dengan
kata kunci yang terdiri atas 2 (dua) sampai dengan 5 (lima) kata, ditulis
miring.


Dalam menyusun abstrak, tempatkan diri Anda sebagai pembaca.
Mereka ingin mengetahui dengan cepat garis besar pekerjaan Anda.
Jika sesudah membaca bagian ini pembaca ingin mengetahui perincian
lain, mereka akan membaca karya Anda selengkapnya. Penyajian
abstrak selalu informatif dan faktual. Untuk meningkatkan informasi
yang diberikan, tonjolkan temuan dan keterangan lain yang baru bagi
ilmu pengetahuan dan suguhkan angka-angka. Abstrak hanya memuat
teks, tidak ada pengacuan pada pustaka, gambar, dan tabel.
 
4.


Pendahuluan

Bagian pendahuluan merupakan penjelasan secara umum, ringkas,
dan padat meliputi latar belakang, tujuan dan manfaat, dan hipotesis
(jika ada). Bagian ini mengungkapkan informasi dan deskripsi tentang
permasalahan penelitian atau kajian yang biasanya terdiri atas latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, asumsi atau
hipotesis dan kerangka pikir.
Latar belakang masalah dapat bersumberkan hasil penelitian terdahulu,
penemuan, fakta sehari-hari, teori atau hipotesis, status ilmiah terkini
(

state of the art). Dengan menguraikan rumusan masalah dan tujuan

penelitian, penulis hendaknya dapat mengemukakan hipotesisnya
dalam pendahuluan ini.
Latar belakang merupakan argumentasi yang menunjukan
permasalahan serta situasi yang melatarbelakangi penulisan. Penyajian
bagian latar belakang dilakukan dengan cara mengkonfrontasi antara
teori atau konsep dengan hasil yang diperoleh. Bagian rumusan
masalah merupakan bagian yang menjelaskan permasalahan yang
akan dikaji atau diteliti. Rumusan ini biasanya disajikan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Pertanyaan dalam rumusan masalah harus dapat
terukur oleh aktivitas kajian atau penelitian yang dilakukan.
Tujuan dan manfaat harus terkait dengan masalah yang akan ditulis,
dan merujuk pada hasil yang akan dicapai, serta mengungkapkan
secara spesifik manfaat yang akan diperoleh. Tujuan diarahkan pada
pemecahan masalah-masalah yang menjadi permasalahan. Manfaat
dibagi menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis
diarahkan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan
manfaat praktis dimaksudkan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.
Bagian hipotesis dalam penulisan karya tulis ilmiah bergantung pada
pendekatan yang digunakan. Hipotesis diungkapkan secara lugas,
singkat, dan padat dengan pernyataan mendorong pembuktian dalam
pengolahan data. Pembuktian hipotesis menjadi dasar bagi
pembahasan yang menghubungkan antara variabel penelitian atau
kajian dengan indikator dari setiap variabel tersebut.


5.


Landasan Teori / Tinjauan Pustaka

Landasan teori merupakan deskripsi lengkap teori-teori yang digunakan
dan dirangkai sebagai argumen keilmuan yang dilandasi dengan
serangkaian teori. Landasan teori yang digunakan adalah untuk
menjawab dan membahas permasalahan.
Tinjauan Pustaka merupakan dasar pijak penelitian atau kajian secara
teoritis. Pijakan ini berdasarkan referensi atau temuan penelitian atau
kajian lain sejenis yang akan digunakan untuk membahas
permasalahan yang akan diteliti atau dikaji. Kerangka pikir merupakan

dasar teoritis yang menjadi dasar berfikir dari penulis dalam melakukan
penelitian atau kajian serta disajikan dalam bentuk deskripsi setiap teori
yang digunakan.


6.


Metodologi

Metodologi adalah kerangka pendekatan studi, yang digunakan
sebagai analisis suatu teori, metode percobaan, atau kombinasi
keduanya. Metodologi yang digunakan diuraikan secara terperinci
(perubahan, model yang digunakan, rancangan karya tulis ilmiah,
teknik pengumpulan dan analisis data, serta cara penafsiran). Aspekaspek
ini tidak seluruhnya ada pada bagian metode, tetapi bergantung
pada jenis dan pendekatan penelitian atau kajian yang dilakukan.

7.


Hasil dan pembahasan

Hasil dan pembahasan memaparkan dan menganalisis data yang
mencakup uraian dengan mengungkapkan, menjelaskan, membahas,
dan menganalisis hasil tulisan yang mengacu pada tujuan penulisan.
Hasil yang diperoleh harus memperhatikan dan menyesuaikan dengan
masalah, serta disajikan secara sistematis, dengan menampilkan tabel,
gambar, grafik, atau data dukung lainnya. Tabel dan gambar harus
dilengkapi nomor urut menggunakan angka, dan bila diperlukan disertai
keterangan tambahan, seperti acuan dan arti singkatan. Pembahasan
mengemukakan gagasan dan argumentasi secara bebas, singkat dan
logis. Pembahasan diberikan berdasarkan hasil, teori, dan hipotesis,
disampaikan secara jelas, padat, dan rasional.
Hasil penelitian, survei atau simulasi/pemodelan/rancang bangun
beserta analisis dan pembahasannya disajikan secara sistematis,

bersama-sama atau secara terpisah berupa uraian, tabel, atau gambar.
Data yang dilaporkan sudah harus berupa data yang telah diolah,
bukan data mentah. Untuk karya tulis hasil kajian dan hasil bahasan
teoritis, informasi pustaka yang akan dipermasalahkan dan
pembahasannya dapat diuraikan secara bersama-sama atau secara
terpisah yang disajikan secara sistematis, rasional, dan lugas.


8.

Simpulan

Simpulan merupakan hasil generalisasi atau keterkaitan dengan
masalah, yang memuat ringkasan hasil dan jawaban atas tujuan, serta
konsisten dengan masalah dan tujuan. Pada bagian simpulan
diungkapkan makna yang merupakan deskripsi jawaban dari rumusan
masalah.
Simpulan tidak hanya mengemukakan fakta, tetapi juga harus
menjawab hipotesis yang disebutkan pada bab pendahuluan serta
menjelaskan pencapaian tujuan penelitian yang telah dilakukan.
Simpulan ditulis secara ringkas dan padat.

9.


Saran

Saran merupakan rekomendasi dari hasil penelitian atau kajian dan
harus berdasarkan simpulan, sehingga bukan merupakan pikiran atau
pendapat penulis. Saran merupakan tindak lanjut dari penyelesaian
suatu permasalahan yang disajikan berdasarkan hasil penelitian atau
kajian.
Uraian saran dapat mengemukakan kelemahan atau kekekurangan
pelaksanaan penelitian/pengkajian/survei/evaluasi/telaahan, serta halhal
yang perlu disempurnakan pada tahap berikutnya.



10.

Ucapan terima kasih (bila diperlukan)

Ucapan terima kasih ditujukan kepada para pihak yang telah
membantu pelaksanaan penelitian / pengkajian / survei / evaluasi /
telaahan.


11.


Daftar Pustaka

Daftar pustaka berupa daftar dari semua artikel jurnal dan pustaka lain
yang diacu secara langsung di dalam karya tulis ilmiah.Teknik
penulisan dan pengacuan dijelaskan secara terperinci pada daftar
pustaka.
Pencantuman pustaka selain merupakan suatu bentuk penghargaan
dan pengakuan atas karya atau pendapat orang lain juga sebagai
sopan santun professional. Pencantuman pendapat orang lain tanpa
merujuk ke sumbernya akan mengesankan plagiarisme. Komunikasi
pribadi tidak termasuk dalam pustaka yang mudah diperoleh. Bila
diperlukan, nyatakan hal ini dalam teks atau catatan kaki.


D.


Format Penyajian Karya Tulis Ilmiah

Dilihat dari sudut sistematika penulisan, setiap bentuk karya tulis ilmiah
pejabat fungsional RIHP mempunyai bagian dan tata urutan penyusunan
dalam format penyajian sebagai berikut:
1. Bentuk Buku dan Non Buku yang dipublikasikan
Format penyajian buku dan non buku yang dipublikasikan tidak terikat
pada sistematika penulisan hasil laporan penelitian/pengkajian. Hal ini
ditentukan oleh kebutuhan, antara lain media atau forum dimana karya
tulis tersebut akan dimuat, namun proses penyusunannya harus tetap

melalui proses identifikasi, deskripsi, analisis, dan memberikan konklusi
ataupun rekomendasi.
2. Bentuk Buku dan Non Buku yang tidak dipublikasikan
Untuk dapat dinilai sebagai karya tulis ilmiah buku dan non buku yang
tidak dipublikasikan harus memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Bagian awal memuat:
1) Halaman judul;
2) Abstrak;
3) Kata Pengantar;
4) Daftar isi;
5) Daftar tabel (jika ada);
6) Daftar gambar/grafik (jika ada).
7) Daftar Lampiran (jika ada).
b. Bagian batang tubuh memuat:
1) Bagian Pendahuluan


Bagian pendahuluan terdisi atas latar belakang, tujuan, manfaat,
dan hipotesis (bila ada). Proporsi bagian pendahuluan ini ± 15%
dari isi karya tulis ilmiah

 
2) Bagian Isi
Bagian isi terdiri atas landasan teori / tinjauan pustaka,
metodologi, serta hasil dan pembahasan. Proporsi bagian ini ±
70% dari isi karya tulis ilmiah.

3) Bagian Penutup
Bagian ini terdiri atas simpulan, saran dan daftar pustaka.
Proporsi bagian ini ± 15% dari isi karya tulis ilmiah.




BAB IV
PENILAIAN KARYA TULIS ILMIAH
Dalam penulisan karya tulis ilmiah, hal pokok yang perlu diingat adalah

adanya konsistensi dan pertautan yang erat antara permasalahan yang

disampaikan, tujuan dan simpulan.

Penilaian karya tulis ilmiah meliputi 2 aspek, yaitu: sistematika penulisan,

dan isi tulisan. Teknis penilaian menggunakan skala 100 dan masingmasing

item yang dinilai memiliki bobot, yaitu sistematika penulisan bobot

30, dan isi tulisan bobot 70. Secara lengkap penilaian pada karya tulis

ilmiah sebagai berikut:

1. Sistematika penulisan (bobot 30) meliputi:

a. Kesinambungan antar alinea, antar bab dalam naskah, ada tidaknya

pengulangan yang tidak perlu, bobot 15

b. Susunan kalimat/penggunaan bahasa, bobot 10

c. Cara penulisan kepustakaan/rujukan, bobot 5

2. Isi tulisan (bobot 70) meliputi:

a. Kejelasan rumusan, bobot 10

b. Ketajaman analisis/pembahasan, bobot 25

c. Kesesuaian pemecahan masalah, bobot 25

d. Saran bersifat operasional sesuai dengan isi tulisan, bobot 10.




 

BAB V
PENUTUP

1. Pedoman Penyusunan KTI merupakan penjabaran dari sub unsur

pengembangan profesi yang terdapat dalam Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang

Jabatan Fungsional RIHP dan Angka Kreditnya.

2. Pedoman Penyusunan KTI merupakan acuan bagi Pejabat

Fungsional RIHP dan Tim Penilai Jabatan Fungsional RIHP dalam

melaksanakan tugas yang berkaitan dengan KTI.

3. Hal-hal lain yang bersifat spesifik dalam penyusunan KTI untuk

setiap jabatan fungsional RIHP akan diatur lebih lanjut dalam

Petunjuk Teknis.

4. Pedoman Penyusunan KTI bersifat dinamis dan akan ditinjau

kembali sesuai dengan perkembangan pengetahuan, teknologi dan

perubahan peraturan perundang-undangan yang mengatur

Jabatan Fungsional RIHP.

MENTERI PERTANIAN,

ttd

SUSWONO


 


Lampiran Peraturan Menteri Pertanian
Nomor : 34/Permentan/OT.140/6/2011
Tanggal : 20 Juni 2011
PERNYATAAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH PEJABAT
FUNGSIONAL RUMPUN ILMU HAYAT LINGKUP PERTANIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini

Nama :

NIP :

Jabatan :

Instansi :

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah berjudul “…” benar-benar di susun

oleh Pejabat Fungsional di bawah ini :

Nama :

NIP :

Pangkat\Gol.Ruang\TMT :

Jabatan :

Unit Kerja :

Demikian pernyataan ini kami buat untuk digunakan sebagaimana

mestinya dengan penuh tanggung jawab

Tempat, (tgl, bulan, tahun)

Pejabat Fungsional


Leaflet, Folder, Brosur dan Bulletin untuk Penyuluhan Pertanian


Leaflet, Folder, Brosur dan Bulletin dapat digunakan untuk membuat media informasi penyuluhan pertanian secara tercetak.
Pendampingnan teknologi tidak cukup hanya dilakukan penyuluh pertanian melalui kunjungan, pertemuan kelompoktani dengan penyampaian materi secara lisan, tetapi juga diperlukan adanya dukungan materi teknologi tercetak yang akan berguna sebagai dokumentasi bagi petani.

Dalam menjalankan tugas fungsinya penyuluh pertanian dituntut mampu membuat media informasi pertanian sebagai mana tuntutan Peraturan Mentri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No : Per/02/Menpan/2/2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya.

Beberapa unsur kegiatan yang dapat dilakukan oleh penyuluh pertanian dalam menyampaikan materi informasi pertanian sebagai mana tuntutan Peraturan Mentri Negara pendayagunaan Aparatur Negara No.:per/02/Mentan/2/2008 meliputi pembuatan materi informasi pertanian yang dikemas dalam bentuk media informasi penyuluhan pertanian berupa leaflet/liptan, folder, peta singkap, poster kartu kilat dan brosur serta tuntutan kemampuan penyuluh pertanian untuk menulis karya tulis ilmiah melalu media massa.

Beberapa acuan atau pengertian dibawah ini dapat dijadikan pedoman pembuatan media informasi penyuluhan pertanian secara tercetak :

Leaflet/Liptan Adalah jenis salah satu media informasi penyuluhan pertanian dalam bentuk lembaran informasi pertanian yang disajikan dalam selembar kertas berisikan uraian materi informasi pertanian, penampilan lembar leaflet/liptan tanpa ada pelipatan kertas. Pada bagian muka lembar leaflet berisikan judul tulisan dan uraian tulisan pembuka materi informasi yang akan disampaiakan dan pada bagian lembar belakang leaflet berisikan muatan isi materi lanjutan dari lembar depan leaflet. Isi materi informasi pertanian yang disapaikan melalui leflet/liptan harus singkat jelas dan padat berupa pokok – pokok uraian yang penting saja dengan mengunakan kalimat yang sederhana.

Untuk menarik minat sasaran pembaca leaflet/liptan sangat dianjurkan pembuatannya dilengkapi dengan pemberian gambar sederhana dan terfokus yang akan memperjelas materi tulisan. Leaflet/liptan dapat disampaikan kepada petani saat kegiatan kursus tani ,demonstrasi, karya wisata dan sebagainya.

Folder Adalah media informasi penyuluh pertanian yang disajikan secara lembaran informasi pertanian dengan bentuk lembaran kertas yang dilipat – lipat secara teratur mulai dari dua lipatan kertas sampai pada belasan lipatan kertas tergantung dari lebar kertas yang digunakan. Umumnya folder yang digunakan untuk penyulahan pertanian terdiri dari3 lipatan kertas, dengan penyajian uraian materi yang berkesimbungan dari masing – masing lipatan kertas. Materi informasi pertanian yang disampaikan melalui folder harus berupa tulisan yang berisikan uraian singkat sistimatis tentang suatu masalah, penulisan folder pada prinsipnya tidak berbeda dengan penulisan leaflet/liptan yang agak berbeda adalah cara penyajian pokok-pokok pembahasan yang pada folder disajikan lebih mendetail dan sisitimatis dibandingkan leaflet/ liptan dengan penyajian disesuaikan dengan kebutuhan. Penyajian ilustrasi gambar pada folder sangat dianjurkan dengan gambar yang sederhana dan di berikan warna.

Penyampaian folder kepada sasaran dapat dilakukan pada saat kegiatan kursus tani,demonstrasi, karya wisata dan dapat juga digunakan sebagai bahan diskusi kelompok pada saat kegiatan pertemuan kelompok.

Brosur Adalah salah satu media informasi penyuluhan pertanian yang disampaikan dalam bentuk kemasan buku tipis dengan jumlah lembaran maximal 60 halaman, berisikan uraian singkat padat dan merupakan pedoman praktis  yang dapat menjadi acuan petunjuk untuk melaksanakan suatu kegiatan.

Tulisan pada brosur harus sistimatis dan berisikan uraian yang tuntas,jelas,singkat dan padat. Penyajian brosur yang menarik harus dilengkapi dngan foto dan gambar.

Brosur selain dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi pembaca brosur juga dapat digunakan sebagai sumber bacaan pada kursus tani dan pertemuan kelompok tani.

Majalah Adalah media massa cetak yang dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk penulisan untuk materi penyuluhan pertanian dengan dikemas dalam bentuk tulisan feature. Isi materi informasi pertanian yang disampaikan melalui majalah adalah tulisan feature yang harus selesai informasinnya dan dapat dengan mudah difahami oleh sasaran pembaca majalah yang notabene adalah masyarakat umum. Majalah biasanya terbit secara periodic secara bulanan maupun triwulan.

Bulletin adlah Media massa cetak yang satu ini mempunyai sifat penulisan yang tidak jauh beda dengan majalah, perbedaan nyata dari bulletin dengan majalah ada sasaran yang akan digarap. Umumnya bulletin akan menggarap sasaran pada suatu kelompok masyarakat yang tergabung dalam satu unit organisasi. Isi materi informasi yang disampaikan dalam bulletin harus terkait sesuai kebutuhan materi yang diperlukan anggota unit organisasi. Penyajian informasi pada bulletin dapat juga didukung dengan adanya foto.

Surat Kabar adalah Media massa cetak yang terbit harian, informasi penyuluhan pertanian yang disampaikan dalam surat kabar harus berupa motivasi anjuran dan mengingatkan kembali tentang suatu peristiwa, informasi yang disampaikan adalah yang baru bagi pembacaanya.

Penyampaian informasi penyuluhan pertanian yang dikemas dalam media cetak majalah, bulletin dan surat kabar informasi yang dikabarkan harus dikemas dalam bentuk tulisan feature pengetahuan atau feature perjalanan yang mrupakan bentuk tulisan penyuluhan pertanian dan biasa dikenal sebagai penulisan ilmiah popular.

Dengan penyuluhan pertanian mau dan mampu membuat materi informasi pertanian yang dikemas dalam bentuk media informasi penyuluhan pertanian secara mandiri artinya penyuluh pertanian ikut membantu memecahkan permasalahan kurangnya dukungan media informasi pertanian secara tercetak,  sekaligus manjadi tabungan angka kredit bagi penyuluh pertanian sebagaimana tuntutan Peraturan Mentri Negara Pendayagunan Aparat Negara No : Per/02/Menpan/2/2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya.
 





 

Senin, 26 November 2012

 

PROPOSAL PEMBUATAN BULETIN BP2KP
A.      Desain Program
1. Tujuan Kreatif
BP2KP Kabupaten Serang adalah sebuah dinas/instansi pelaksanaan penyuluhan dan ketahanan pangan dengan jajaran instansi BP3K Kecamatan di seluruh Kabupaten Serang. Penerbitan Media Internal menjadi salah satu program di bidang SDM dalam membantu mewujudkan komunikasi dua arah antara kepala badan  dengan pegawai lingkup BP2KP maupun sebaliknya, antar pegawai lingkup BP3K Kecamatan , antar masyarakat pemerhati masalah penyuluhan dan ketahanan pangan.
Maka dari itu, kami mencoba menerbitkan media Buletin BP2KP tersebut sebagai bentuk perhatian dan masukan terhadap BP2KP Kabupaten Serang . Penulis berharap dengan adanya media komunikasi (cetak) tersebut maka kinerja dan dinamika BP2KP  dapat diketahui bersama, dapat membentuk sebuah aspirasi publik internal yang bertujuan memperluas wawasan pembacanya dan sense of belonging terhadap BP2KP Kab Serang, pembentuk opini, pembangkit inovasi dan stimulasi, dan forum komunikasi sehingga tidak terjadi ketimpangan dalam proses komunikasi di lingkup BP2KP Kab Serang.
        2. Strategi Kreatif
Strategi yang digunakan penulis dalam menerbitkan media internal Buletin BP2KP Kab Serang meliputi:
2.1   Segmentasi Sosiografis
-      Jenis kelamin                          : Laki-laki dan Perempuan
-      Usia                                             : 20 tahun keatas
-      Pendidikan                               : umum
-      Golongan Ekonomi               : semua golongan
2.2   Segmentasi Geografis
Pembaca Buletin BP2KP Kab Serang adalah pegawai lingkup BP2KP Kab Serang dan jajarannya di lingkungan BP3K Kecamatan seluruh Kabupaten Serang .
2.3   Segmentasi Psikologis
Sangat membutuhkan suatu informasi demi kepentingan pragmatisnya atau membutuhkan informasi sekedar untuk pengetahuan atau well informed.
2.4   Positioning
2.4.1      Product Personality
                           Buletin BP2KP menggambarkan bentuk media internal dinas/instansi  yang berisi tentang informasi dinas/instansi sebagai media komunikasi antara atasan dan bawahan maupun sebaliknya. Hal ini memungkinkan timbulnya interest secara cepat dengan melihat fungsi dari media internal, sehingga pegawai dengan mudah dapat menuangkan aspirasi mereka melalui media internal tersebut
2.4.2      Feature Analysis
Memuat informasi tentang dinamika BP2KP Kab Serang dan jajaran BP3K Kecamatan. BP2KP Kab Serang  memiliki jajaran di seluruh Kecamatan di Kabupaten Serang berupa kantor BP3K dengan pegawai PNS dan THL-TBPP. Dengan adanya media internal tersebut,  informasi ini dapat dijadikan sebuah berita agar semua pegawai tahu perkembangan dari masing-masing jajaran di seluruh Kabupaten yang menjadi jajaran lingkup BP2KP Kab Serang.

2.4.3  Competitive Advantage
           Buletin BP2KP Kab Serang diharapkan mempunyai keunggulan. Yaitu dalam menyediakan informasi yang berisi berita aktual, umum dan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja Badan, namun Buletin BP2KP juga menampilkan informasi yang bersifat mendidik dan menghibur agar pembaca tidak merasa bosan dalam membaca Buletin BP2KP ini.
2.4.4      Perceptual Mapping
     Dengan diterbitkannya media internal dinas/instansi “Buletin BP2KP” ini akan menumbuhkan persepsi positif dari pegawai terhadap Badan. Dengan adanya media ini, maka aspirasi pegawai dapat tersalurkan, dapat menjangkau proses komunikasi yang lancar di seluruh jajaran pegawai lingkup BP2KP Kab Serang, dan sebagai upaya dalam membina hubungan baik antar pegawai.
2.4.5  Brand Image
     Dengan adanya penerbitan media internal Buletin BP2KP ini dapat dipakai untuk mengembangkan sekaligus memelihara identitas yang kuat dan mudah diingat sehingga akan menumbuhkan persepsi masyarakat terhadap keberadaan BP2KP Kab Serang. 
B.      Desain Produk
1.   Profil Media Internal
1.1   Nama media
Nama Buletin BP2KP diambil dari “Singkatan BP2KP karena BP2KP merupakan dinas/instansi yang memiliki jajaran di seluruh wilayah Kecamatan di Kabupaten Serang  maka dengan terbitnya BuletinBP2KP tersebut, suara-suara atau berbagai aspirasi dari jajaran BP2KP  maupun informasi seputar internal dinas/instansi dapat tertampung dalam satu media internal BP2KP”
1.2   Lembaga penerbit
Buletin BP2KP diterbitkan oleh BP2KP Kab Serang  dibawah tanggung jawab bidang SDM  yaitu sebuah bidang yang menangani berbagai kegiatan penyelenggaraan SDM penyuluhan dan kelembagaan
1.3   Jumlah Sirkulasi/ sasaran
BP2KP menetapkan jumlah sirkulasi Buletin  BP2KP kurang lebih 100 hingga 300 eksemplar. Buletin  BP2KP diperuntukkan bagi seluruh pegawai BP2KP Kab Serang serta seluruh jajaran pegawai di BP3K Kecamatan  masing-masing akan mendapatkan kurang lebih 10 eksemplar.
1.4   Format
Buletin BP2KP menggunakan format Majalah dengan ukuran A4. Sampul Buletin  BP2KP menggunakan kertas yang lebih tebal dan berkualitas, lebih baik ketimbang halaman di dalamnya. Jumlah halaman 16 halaman.
1.5   Periode terbit
Periode terbit Buletin BP2KP dilakukan 4 bulan sekali. Untuk periode terbit 4 bulan sekali, mungkin dinilai kurang efektif karena kontinuitas informasi dianggap terlalu lamban tersampaikan. Tetapi melihat SDM kurang, fasilitas yang sangat terbatas dan kendala yang harus dihadapi saat peliputan berita yang menyangkut pihak interen dinas, maka bidang SDM mengadakan kesepakatan dengan pihak Badan bahwa Buletin tersebut akan terbit 4 bulan sekali.
1.6   Susunan redaksi
Buletin  BP2KP yang dirancang oleh penulis sebagai penawaran terhadap BP2KP Kab Serang maka untuk susunan redaksi menyesuaikan dengan struktur organisasi Redaksional BP2KP Kab Serang . (Terlampir)
1.7   Rubrikasi
Rubrikasi Buletin BP2KP berisi tentang hasil liputan dan opini yang didapatkan penulis pada saat reportase/ wawancara. Penulis akan menjelaskan rubrik-rubrik apa saja yang dimuat pada Buletin  BP2KP pada bagian pembahasan
 
C.    Proses Pencetakan

Kemudian proses tahap cetak dilakukan setelah kiranya semua sudah cukup pantas untuk dicetak. Hasil layout dan desain yang telah melalui tahap revisi di convert agar bentuk tulisan, desain dan layout tidak berubah, kemudian disimpan dalam CD (CorelDraw 11) dan dibawa ke percetakan. Pada proses pencetakan dilakukan secara bolak-balik, untuk sampul depan dan belakang menggunakan kertas yang lebih tebal, berkualitas dan penuh warna, lebih baik ketimbang halaman di dalamnya hanya memakai dua warna (hitam dan putih). Setelah segalanya siap proses cetak pun dimulai, adapun format pencetakannya adalah:
c.1    Jenis kertas              : art paper
c.2     Ukuran Buletin BP2KP        
a.   Vertikal                : 29.7 cm
b.  Horizontal           : 21.5 cm
 c.3       Perincian Buletin BP2KP menurut halamannya:
Halaman 1
Sampul depan Buletin BP2KP
Halaman 2
a.   Contens/ daftar isi
b.  Bingkai
Salam pembuka dari Sekretaris Badan dan ucapan selamat atas terbitnya Buletin BP2KP
c.   Teras BP2KP
Salam pembuka dari redaksi dan menjelaskan secara singkat mengenai rubrik-rubrik tambahan yang ada di Buletin BP2KP
d.  Crew Redaksi
Halaman 3
a.   Suara Pembaca
Berisi tentang pendapat/ statement, kritik dan saran yang berasal dari Penyuluh atau Pembaca mengenai terbitnya Buletin Bp2KP.
b.  Berita Utama
Mengupas tentang Pangan Lokal sebagai Kearifan Lokal yang sangat berpengaruh bagi aktivitas Badan dalam rangka mendukung keragaman pola makan di daerah.
Halaman 4
 Sambungan rubrik Berita Utama
Halaman 5
Sambungan rubrik Berita Utama
Halaman 6
a.   Sambungan rubrik Berita Utama
b.  WajahBP2KP
Ada tiga tokoh yang ditampilkan dalam rubrik WajahBP2KP yaitu Ir. H.Budi Prihasto, MM, Ir. Edi Suhardiman, MM dan Ir.Bambang Siswanto, MM.    Mereka akan bercerita tentang pengalamannya (suka-duka) selama berdinas di BP2KP Kabupaten Serang.
Halaman 7
a.   Sambungan rubrik WajahBP2KP
b.  Humor
Halaman 8
KolomBP2KP
Sebuah artikel yang berisi tentang informasi perkembangan BP2KP  baik bersifat formal maupun informal yang dikemas secara menyeluruh. Artikel tersebut diperoleh dari dokumen kedinasan BP2KP.
Halaman 9
Sambungan rubrik KolomBP2KP
Halaman 10
a.   Sambungan rubrik KolomBP2KP
b.  BP2KPProfil
Berisi tentang profil pegawai mengenai riwayat hidup atau sejarah yang menggambarkan perjalanan karier pegawai serta yang mempunyai etos kerja, prestasi dan loyalitas yang tinggi sehingga memberikan motivasi kerja yang baik bagi pegawai lainnya. Untuk edisi Mei 2012 ini rubrik BP2KPprofil diisi oleh Bapak Entis.
Halaman 11
a.   Sambungan rubrik BP2KPprofil
b.  Humor
Berisi tentang gambar/ karikatur humor sebagai hiburan pembaca atau bisa juga pantun maupun puisi.
Halaman 12
Info BP3K
Memuat informasi terkini seperti program-program kegiatan, komoditi terbaru  dari  jajaran BP3K dan  program kedinasan lainnya.
Halaman 13
Sambungan rubrik Info BP3K
Halaman 14
a.   Sambungan Info BP3K
b.  Tips BP2KP dan BP3K
 Berisi tentang berbagai tips yang berasal dari Bp2KP dan BP3K serta  tips dari redaksi.
Halaman 15
a.   Sambungan Tips BP2KP dan BP3K
b.  Humor

D.   Sasaran untuk Pendistribusian Buletin BP2KP

Buletin BP2KP sebagai media komunikasi yang diperuntukkan bagi publik internal, adapun yang tergolong sebagai publik internal antara lain:
1.    Seluruh pegawai BP2KP Kabupaten Serang serta pegawai di lingkungan BP3K beserta jajarannya.
Bagian Umum BP2KP Kabupaten Serang  mengantarkan Buletin BP2KP ke masing-masing lingkup jajaran BP2KP dan BP3K  dan diserahkan langsung ke Kepala BP3K , selanjutnya Kepala BP3K  menyerahkan ke Koordinator Penyuluh  untuk dibagikan ke Penyuluh dan THL-TBPP. Masing-masing BP3K akan mendapatkan kurang lebih 10 eksemplar.
Tahap produksi merupakan tahap penentuan keberhasilan dalam pembuatan Buletin BP2KP karena untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan sebaik-baiknya, penulis harus melalui beberapa langkah dalam tahap produksi. Perangkuman hasil wawancara dan peliputan, pengerjaan naskah, pemilihan dan editing naskah dan langkah terakhir setting, layout dan desain adalah suatu pekerjaan yang memerlukan pemikiran yang matang dan kerja keras. Dalam pengerjaan langkah-langkah tersebut perlu adanya fasilitas yang mendukung yaitu komputer.
Dalam proses produksi, kendala yang dihadapi penulis adalah kurangnya pengetahuan dan ilmu yang dimilik sehingga memperlambat kerja dalam proses produksi. Setiap pekerjaan pasti terdapat kendala yang harus dihadapi.  Demi mendapatkan hasil yang sempurna, dengan kerja keras akhirnya langkah demi langkah pada tahap produksi telah dikerjakan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan. Setelah produksi Buletin BP2KP seluruhnya selesai sesuai dengan rancangan dummy, akhirnya didapatkan hasil cetakan sebanyak 16 halaman dengan hasil yang cukup baik.

E. Pasca Produksi (Evaluasi)

Tahapan demi tahapan selesai dilakukan dari pra produksi sampai dengan produksi. Setelah semua selesai dilakukan penulis, kegiatan selanjutnya adalah mengevaluasi hasil cetakan dan hasil kerja keseluruhan. Hal ini dimaksudkan agar hasilnya nanti tidak mengalami kesalahan pada waktu disampaikan kepada Bidang SDM dan Penyelenggaraan Penyuluhan  sebagai penawaran dan masukan dari penulis Bidang SDM dan Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan  dalam menerbitkan Buletin BP2KP kembali.
Buletin BP2KP yang saya kerjakan adalah bukan sebuah karya tulis yang tercipta secara mendadak dan kebetulan. Tetapi melalui proses perencanaan yang matang dan kerja keras. Semua itu agar penulis mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin dan sebaik-baiknya.
Menurut saya hasil yang tercipta setelah melalui tahap evaluasi akhir yakni dari penyajian, layout, desain, dan penggunaan bahasa tersebut tergolong Media Internal yang baik. Karena semua informasi yang disampaikan merupakan hasil penyeleksian dari semua data yang terkumpul sebelumnya. Memang dalam Buletin BP2KP yang dibuat penulis ini masih terlihat kekurangannya. Dimana dalam proses pengumpulan data terdapat kendala yang harus dihadapi yaitu dalam peliputan berita yang menyangkut pihak intern yang biasanya terbentur masalah waktu, etika sesama pegawai serta hierarki pegawai.
Dari bab sebelumnya yang memaparkan beberapa tujuan pembuatan media internal, hal-hal yang disebutkan tersebut sudah dapat terpenuhi. Buletin BP2KP dapat digunakan:

a.       Sebagai salah satu media komunikasi para pegawai lingkup BP2KP dan jajarannya di BP3K. Dengan terbitnya Buletin BP2KP  yang merupakan kepanjangan dari Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan, maka pegawai juga dapat memberikan informasi yang mereka ketahui melalui Buletin. Misalnya informasi tentang komoditi unggulan  baru dari salah satu BP3K, atau program kegiatan BP3K.

b.      Sebagai media pengembangan diri pegawainya. Melalui Buletin, para pegawai dapat menyalurkan bakat yang mereka miliki dan menunjukkan karyanya yang dimuat dalam Buletin BP2KP, misalnya dapat berupa tulisan, artikel, puisi, gambar karikatur humor, kata-kata bijak dan lain sebagainya.